Liturgical Calendar

SANTA KATARINA DARI SIENA - RASUL KERAHIMAN

Hari Jumat ini 29 April 2016, adalah hari raya salah satu orang kudus Gereja yang sangat dicintai, dan Pujangga Gereja, Santa Katarina dari Siena. Lahir pada tahun 1347 di kota Tuscan, Siena, ia hidup hanya selama 33 tahun; tetapi seperti Tuhan dan Gurunya, Yesus Kristus, pada beberapa tahun mereka yang singkat, ia mengubah jalannya sejarah. Penasehat bagi para Paus dan Raja ; bagi Eropa yang telah mengkotak-kotakkan dirinya sendiri, ia berperan dalam membantu untuk memulai suatu proses yang akan mengantar sebuah benua yang lebih stabil. Karena alasan ini, ia tidak hanya dipuji sebagai Santa Pelindung Italia, tetapi juga Santa Pelindung Eropa itu sendiri.

Simak di sini pemaparan lebih lanjut tentang warisan abadi Santa Katarina dalam menggalakkan kerahiman, dan diwujudkan dalam pengamalan iman, harapan, dan kasih:

Namun, mungkin warisan rohaninyalah yang masih mempengaruhi kita di abad kedua puluh satu. Kebenaran ganda seperti yang diajarkan oleh Yesus kepada Santa Katarina adalah cukup sesederhana ini : kita diciptakan, terluka dan hancur, namun kita juga dikasihi secara tak terbatas oleh Kristus. Di dalam pernyataan-pernyataan ini terletak sebuah nilai penting, nilai penghormatan terhadap seluruh kehidupan manusia, dan terhadap satu sama lain. Warisan dari Santa Katarina memungkinkan kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang diri kita sendiri, dan juga kesempatan untuk mengenal Kristus. Ketika hal ini telah tercapai, maka kita dapat melihat dengan mata Kristus yang penuh kasih, belajar mengenali dalam diri orang lain, orang yang sedang hancur secara mendalam dikasihi. Santa Katarina menunjukkan, oleh karena itu, bagaimana memahami satu sama lain - bermurah hati - dan mengasihi mereka dengan kasih Kristus.

Di antara pintu masuk utama studio Radio Vatikan di Roma, dan Musoleum Hadrian yang bersejarah, yang sekarang dikenal sebagai Castel Sant'Angelo, ada sebuah monumen untuk menghormati Santa Katarina. Gambar santa itu sendiri - condong ke depan seolah-olah untuk menunjukkan gerak cepat - mengungkapkan orang yang sungguh-sungguh berkenaan dengan urusan Tuhan. Di samping sang santa ada buku catatan yang terbuat dari batu, digambarkan dalam relief, berbagai cerita terkait dengan sang santa. Kebanyakan peziarah Yubileum Kerahiman memulai peziarahan mereka dari tempat ini menuju Basilika Santo Petrus yang berjarah setengah mil jauhnya, gambar-gambar ini mengutarakan pentingnya mengamalkan kerahiman, dan Santa Katarinalah yang mengajarkan pelajaran ini. Berikut adalah salah satu teladan yang luar biasa:

Pada tahun 1998, seorang pecandu narkoba yang masih muda, dan pembunuh, Jonathan Wayne Nobles, dieksekusi oleh Negara Bagian Texas karena pembunuhan ganda yang biadab yang dilakukan sekitar 12 tahun sebelumnya. Sementara pada hukuman mati, namun hidupnya yang singkat berubah selamanya. Di dalam lembaga pemasyarakatan tempat ia dipenjarakan, ada petinggi Dominikan awam yang berdedikasi kepada Santo Martin de Porres. Ia datang untuk mengetahui beberapa anggota kelompok ini, dan diterima ke dalamnya. Tak lama setelah itu ia sendiri mulai memperkenalkan para tahanan lain kepada petinggi tersebut.

Buah-buah dari hal ini menjadi jelas : ia berdamai dengan salah seorang ibu dari kedua korbannya, dan bahkan mencoba, dengan tidak berhasil, untuk menawarkan organ-organ tubuhnya untuk transplantasi sehingga beberapa kebaikan mungkin mendatangi kematiannya.

Pada hari terakhirnya, ia menghindari makanan terakhir biasanya, dan lebih memilih bergegas untuk persiapan terhadap kerinduan Komuni Kudus yang akan ia terima sesaat sebelum disuntik dengan gabungan obat-obatan yang mematikan. Memang, catatan penjara mencantumkan makanan terakhirnya sebagai "Ekaristi"; dan hari eksekusinya menjadi tanggal 8 Oktober, Pesta Rosario Suci - doa yang telah lama menjadi bagian dari ibadah sehari-harinya.

Kata-kata terakhirnya tercatat berasal dari bab 13 Surat Pertama Santo Paulus kepada jemaat di Korintus:

"Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal". Ia mengakhiri dengan ayat 13, "Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih".

Apa yang bisa menggerakkan Jonathan Wayne Nobles untuk menyebabkan perubahan tersebut dalam hidupnya, dan malahan mengabdikan tahun-tahun terakhirnya di penjara bagi Kristus dan Bunda-Nya yang kudus? Jawabannya terletak pada salah satu gambar relief yang terpampang pada monumen Santa Katarina, tempat para peziarah yang sedang mengusahakan kerahiman sekarang berkumpul di sini di Roma.

Seperti Jonathan, Santa Katarina dari Siena telah menjadi seorang pengikut Ordo Ketiga Dominikan, dan maka secara alamiah Jonathan akan berminat pada kisah-kisah yang berhubungan dengan Santa Katarina, tetapi kisah tertentu yaitu - meskipun terpisahkan lebih dari enam abad - kisah pertobatan seorang pemuda Perugia, Niccolò di Toldo. Ia, seperti Jonathan, harus juga menghadapi algojo karena kejahatan pembunuhan, meskipun berkomitmen selama masa kerusuhan sipil di Siena.

Seperti Jonathan, Niccolò telah dilanda keputusasaan, marah berkenaan dengan arah hidup yang telah ia ambil. Namun, Santa Katarina, seorang perempuan harapan yang radikal, yang diungkapkan dalam amal, dan dipromosikan oleh iman, memungkinkan Allah untuk membebaskan Niccolò dari amarah hebat terhadap para hakimnya, dan memang, Allah sendiri.

Di tangannya, Niccolò mengalami sebuah pertobatan yang begitu manis, ia memintanya untuk berada di sisinya selama eksekusi. Sebuah janji yang ia tepati. Dalam kata-kata Santa Katarina sendiri :

"Ia begitu nyaman dan terhibur sehingga ia mengakui dosa-dosanya dan mempersiapkan diri dengan sangat baik. Aku berjanji untuk menyertainya dan itu terjadi. Ia menerima Komuni Kudus. Kehendaknya sesuai dengan kehendak Allah. ... Aku mengatakan teguhlah saudaraku yang terkasih karena engkau akan segera mencapai pesta pernikahan. Seluruh rasa takut di dalam hatinya lenyap. Ia mengatakan 'Apakah sumber kasih karunia tersebut bagiku sehingga rasa manis jiwaku sudi menantiku di tempat suci eksekusi?"... Aku menempatkan lehernya di papan dan mengingatkannya akan darah Anak Domba. Mulutnya tidak mengatakan apa-apa selain 'Yesus' dan 'Katarina'.

Kemudian terlihat Yang Ilahi-Manusiawi sebagaimana orang melihat kecemerlangan matahari. Lambung-Nya terbuka dan Ia menerima darah manusiawi ke dalam darah-Nya sendiri. Ia menerima jiwanya serta ke dalam lambung-Nya. Ia sedang menerimanya hanya melalui kasih karunia dan kerahiman dan bukan untuk apa pun yang telah ia lakukan.

Dengan kelembutan dan kasih itu ia menanti jiwa itu. Mata kerahiman-Nya berpaling ke arahnya. Adapun Niccolò, ia membuat sebuah gerakan yang cukup manis untuk mempesona seribu hati. Ia sudah mencicipi kemanisan ilahi. Rasanya seperti pengantin laki-laki berpaling kepada orang-orang yang telah membawa pengantin perempuan ke malam pengantin, dan yang kemudian terlihat kembali mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah membawa pengantin perempuan ke sana".

Santa Katarina dengan lembut meletakkan kepalanya di papan, dan terus memegangnya, sehingga sebagaiman kapak jatuh, kepalanya tidak jatuh ke tanah, tetapi diterima dengan kasih yang sangat indah ke dalam tangannya; tetapi ia tahu bahwa pada momen yang sama, itu benar-benar akan menjadi tangan Kristus yang akan memegang Niccolò dalam pelukan yang begitu dalam, sehingga ia tidak lagi takut akan apapun, sungguh.

Perutusannya yang sederhana namun indah tidak lebih daripada untuk mengungkapkan kasih, dan kerahiman Allah.

Untuk para peziarah yang berkumpul hari ini di Roma, dan di seluruh dunia, sebagai murid-murid Kristus, mereka mungkin tidak dapat mengangkat pencobaan-pencobaan dan penderitaan-penderitaan orang-orang yang mereka layani; namun, dalam teladan Santa Katarina, mereka dapat menunjukkan kepada orang-orang yang menjadi tanggung jawab mereka kedalaman kasih dan kerahiman Allah yang mendalam, dan tak terhitung.

Inilah alasan Tahun Yubileum Kerahiman.