Liturgical Calendar

MUKJIZAT DI BALIK KANONISASI ORANGTUA SANTA TERESA DARI LISIEUX

Carmen, seorang gadis berusia tujuh tahun, memiliki cerita yang luar biasa. Oleh karena dia Beato Louis Martin dan Beata Zelie Guerin, orang tua dari Santa Teresa dari Lisieux, dikanonisasi pada hari Minggu, 18 Oktober 2015 di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Gadis kecil tersebut lahir prematur pada usia kandungan 6 bulan di Spanyol pada tahun 2008. Ia berjuang untuk hidup selama beberapa minggu oleh karena pendarahan otak dan penyakit berat lainnya. Tetapi orang-orang yang dicintainya dan banyak suster Karmelit ikut mendoakan kesembuhannya melalui perantaraan suami istri Martin tersebut. Vatikan mengakui kesembuhan bayi tersebut sebagai mukjizat.

Orang tua si kecil Carmen, ibunya Carmen dan ayahnya Santos, telah menceritakan kisahnya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Catholic News Agency. "Kami persis keluarga lain yang menerima mukjizat ini dengan tangan terbuka, seperti yang Anda harapkan. Tetapi kami dan Carmen adalah orang-orang normal seperti orang lain", kata Santos. "Putri kami lahir sulit pada enam bulan kehamilan, setelah kehamilan dengan komplikasi, dan organ-organ tubuhnya sangat terbelakang. Komplikasi terjadi dengan segera : pendarahan otak, infeksi bakteri ... situasinya semakin memburuk hingga titik kami sangat khawatir", Santos menjelaskan.

"Untuk beberapa orang tua berurusan dengan situasi dramatis seperti itu akan membangkitkan perasaan tidak berdaya, kesedihan, rasa bersalah dan putus asa ... bahkan kami memiliki seorang anak laki-laki berusia lima tahun dan kami sedang berusaha untuk menjaga situasi ini untuk tidak mempengaruhinya", kata Santos.

Para dokter mengatakan kepada mereka untuk mempersiapkan yang terburuk. Setiap hari memiliki kepentingan yang besar. "Carmen semakin parah dan memburuk", kata ayahnya. Dia begitu lemah sehingga selama 35 hari orangtuanya bahkan tidak bisa begitu banyak menjamah anak perempuan mereka untuk menghindarinya terkena infeksi.

"Para dokter berpikir tidak ada lagi sesuatu yang lebih yang bisa mereka lakukan untuknya dan setelah itu mereka membiarkan kita menjamahnya", kata Santos dan Carmen, seraya menambahkan "selama seluruh proses ini kami tidak pernah kehilangan iman, kami melekat pada iman kam dan itu sangat banyak membantu kami". "Bagi kami iman adalah dasar dari keluarga kami, dan seperti yang mereka katakan: tanpa iman, tidak ada harapan".

Si kecil Carmen lahir pada Pesta Santa Teresa dari Avila, sehingga orang tuanya mencari sebuah biara atau gereja yang berkaitan dengan santa tersebut. "Kami melihat jawaban kami datang kepada kami melalui doa. Carmen masih hidup - meskipun ia masih teramat sakit - maka kami bertekad untuk mencari sebuah tempat bahkan lebih keras", kata Santos. "Maka saya mencari di Google beberapa tempat untuk berdoa kepada Santa Teresa dan segera muncul
Biara Santo Yosef dan Santa Teresa di Kota Serra di Provinsi Valencia".

"Saya pergi ke sana suatu sore, tetapi saya sampai di sana hampir malam hari dan saya tidak bisa masuk karena biara itu tutup. Maka saya mengatakan kepada salah satu suster Karmelit via interkom apa yang sedang terjadi dengan Carmen dan ia mengatakan kepada saya mereka akan berdoa".

Suster tersebut juga mengatakan kepada Santos bahwa ia bisa datang ke sana hari Minggu untuk Misa.

"Kami sedang pergi ke Misa di sana, kami sedang berdoa dan kami akan cepat pulang karena kami harus kembali untuk melihat anak perempuan kami karena rumah sakit terletak 25 mil jauhnya".

Setelah empat atau lima hari Minggu, para suster Karmel menjadi dekat dengan orang tua dari bayi yang sakit tersebut. Inilah bagaimana orang tua dari Santa Teresa dari Lisieux datang sepenuhnya ke dalam kehidupan mereka.

Louis Martin dan Zelie Guerin menikah pada tahun 1858 hanya tiga bulan setelah mereka bertemu. Mereka tinggal berdua selama hampir setahun, tetapi selanjutnya memiliki sembilan anak. Empat meninggal saat masih bayi, sementara lima anak perempuan yang tersisa memasuki kehidupan religius.

Suami istri Martin terkenal karena menjalani sebuah kehidupan keteladanan kekudusan doa, puasa dan amal. Pasangan ini sering mengunjungi para lansia dan mengundang orang-orang miskin untuk makan bersama mereka di rumah mereka.

Anak perempuan mereka, Santa Teresa dari Lisieux, menjadi seorang biarawati Karmelit yang dikenal sebagai Si Bunga Kecil. Ia menulis otobiografi rohani yang sangat berpengaruh "Kisah Jiwa". Ia dikanonisasi pada tahun 1925 dan digelari Pujangga Gereja pada tahun 1997. Penyebab kanonisasi untuk anak perempuan mereka yang lainnya, Leonia Martin, dibuka pada tahun 2015. Suami istri Martin dibeatifikasi pada tahun 2008. "Orang tua Santa Teresa dibeatifikasi pada tanggal 19 Oktober 2008, empat hari sebelum Carmen lahir", kata Santos.

Para suster Karmelit memberi orang tua si kecil Carmen beberapa gambar suami istri Martin, sebuah doa dan sebuah biografi singkat dari suami istri tersebut. "Kepala biara mengatakan kepada kami bahwa mungkin beato dan beata ini, yang secara ajaib menyembuhkan seorang anak, juga bisa membantu kami", kata Santos. "Pada larut malam yang sama kami mulai berdoa kepada mereka", kata Santos. Para suster lainnya di biara-biara lain juga bergabung dalam doa untuk bayi yang sedang menderita tersebut.

"Mulai hari berikutnya ada serangkaian perubahan dan keadaan Carmen", kata ayah sang gadis itu. Hari berikutnya Carmen dipindahkan ke rumah sakit lain dan ia mulai kelihatan pulih. Ia mulai bernapas tanpa mesin dan infeksinya mulai mereda. Pada hari ketiga ia meninggalkan unit perawatan intensif, meskipun butuh beberapa tahun untuk mengetahui apakah ia menderita efek samping dari perdarahan. Carmen akhirnya keluar dari rumah sakit pada tanggal 2 Januari 2009, hari yang sama dengan hari kelahiran Santa Teresa dari Lisieux.

Lima belas hari kemudian, relikui Beato Louis dan Beata Zelie tiba di Lerida, Spanyol. Para suster Karmelit mendorong keluarga tersebut untuk ke sana. Di sana, mereka bertemu dengan pembukti untuk penyebab kekudusan suami istri Martin dan menjelaskan kesembuhan anak perempuan mereka. Pembukti memburu kasus ini, dan penyelidikan untuk kemungkinan kanonisasi suami istri Martin dimulai pada bulan November 2009. Tidak sampai bulan Maret 2015, para penyelidik menyetujui mukjizat Carmen yang akan menaikkan suami istri Martin ke altar.

Keluarga menerima kabar pada 18 Maret 2015 selama festival populer Fallas de Valencia. "Seluruh keluarga kami sedang turun di Jalan San Vicente, Valencia tepat di tengah-tengah Persembahan Bunga untuk Sang Perawan yang Tak Berdaya untuk memberikan kepadanya karangan bunga kami. Tiba-tiba telepon seluler kami berbunyi dan, setelah enam tahun, mereka memberi kami berita besar".

"Ini adalah saat yang sangat istimewa dan bergerak, itu tidak mungkin pada waktu lainnya, hanya ketika kami berada di kaki Sang Perawan", Santos mengingat dengan penuh perasaan.

Orang tua bayi Carmen ini telah menceritakan semuanya tentang bagaimana ia telah sembuh, sesuai dengan usianya.

"Bagi kami itu selalu sebuah mukjizat, dan bahkan lebih ketika kita bisa melihat ia menanggapi segala sesuatu dan memulihkan diri", kata orang tuanya. "Sangatlah berbeda mengalami sesuatu seperti ini ketimbang ketika seseorang memberitahu Anda tentang hal itu. Ketika itu terjadi pada Anda, iman Anda ditegaskan kembali". Orang tua Carmen mengatakan mereka sudah merupakan orang yang beriman kuat sebelum mukjizat tersebut, tetapi sekarang mereka lebih menerapkan iman mereka.

Seluruh keluarga akan memberi kesaksian kanonisasi bersama dengan keluarga dan teman-teman. Mereka "sedikit gugup dan cemas" ketika mereka menunggu upacara tersebut. Tetapi mereka juga memiliki "banyak sukacita". Ini adalah pertama kalinya Gereja mengkanonisasi pasangan suami istri pada upacara yang sama.