Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 7 Juni 2015 : KITA TIDAK HANYA BERJUMPA KRISTUS DALAM EKARISTI, TETAPI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Seorang Kristiani tidak hanya berjumpa Kristus dalam Ekaristi, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Inilah permenungan yang dibuat oleh Paus Fransiskus selama wejangannya sebelum pendarasan Doa Malaikat Tuhan, Minggu siang 7 Juni 2015. Berbicara kepada orang banyak di Lapangan Santo Petrus, Vatikan yang cerah siang itu, Paus Fransiskus berfokus pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus yang dirayakan di banyak paroki hari Minggu tersebut.


Mengacu pada Injil hari itu (Mrk 14:12-16,22-26), Paus Fransiskus mencatat bagaimana Santo Markus menceritakan tentang Kristus yang melembagakan Ekaristi pada Perjamuan Terakhir. Malam itu, Yesus mengatakan barangsiapa makan roti ini akan hidup selama-lamanya dan menawarkan para Rasul tubuh-Nya, Paus Fransiskus mengingatkan.

"Dengan gerak isyarat ini, dan dengan kata-kata ini, Ia memberi roti sebuah fungsi yang tidak lagi hanya sekedar makanan jasmani, tetapi menjadikan ini pribadi-Nya di tengah-tengah komunitas orang-orang percaya", kata Paus Fransiskus. Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, Bapa Suci menggarisbawahi, tidak hanya membangkitkan pesan kesetiakawanan, tetapi "mendorong kita untuk merangkul panggilan intim untuk bertobat, melayani, mengasihi, dan mengampuni".

"Kristus, yang memelihara kita di bawah rupa roti dan anggur yang dikonsekrasikan, adalah Kristus yang sama, yang kita jumpai selama perjalanan kehidupan sehari-hari: Ia berada di dalam orang miskin yang mengulurkan tangan-Nya [dalam permohonan]; Ia berada di dalam orang yang menderita yang sangat memohon pertolongan [kita]; Ia berada di dalam saudara atau saudari yang meminta kita untuk berada di sana dan menanti sambutan kita; Ia berada di dalam anak kecil yang tidak tahu apa-apa tentang Yesus, tentang keselamatan, yang tidak memiliki iman; Ia berada di dalam setiap manusia, bahkan manusia yang paling kecil dan paling tidak berdaya".

"Ia mendorong kita", beliau berkata, "untuk menjadi di dalam hidup kita, para pencontoh dari apa yang kita rayakan dalam liturgi".

Ketika kita mengambil dan makan roti, Paus Fransiskus mengatakan, "kita sedang berhubungan dengan kehidupan Yesus, kita masuk ke dalam persekutuan dengan-Nya, kita berkomitmen untuk mencapai persekutuan di antara diri kita sendiri, untuk mengubah hidup kita sebagai sebuah karunia, terutama bagi orang yang paling miskin".

"Hari Raya hari ini membangkitkan pesan kesetiakawanan ini dan mendorong kita untuk merangkul panggilan intim untuk bertobat dan melayani, mengasihi dan mengampuni".

Ekaristi tidak hanya sebagai sumber kasih bagi kehidupan Gereja, beliau mencatat, tetapi juga "sekolah amal dan kesetiakawanan. Mereka yang makan roti Kristus tidak dapat tinggal acuh tak acuh di hadapan mereka yang tidak memiliki makanan sehari-hari. Dan hari ini, kita tahu, merupakan sebuah masalah yang berkembang".

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, Bapa Suci berdoa, harus mengilhami kita untuk mempromosikan sebuah masyarakat yang lebih ramah dan mendukung, sehingga kita dapat semakin menjadi saksi kasih Allah yang tak terbatas.

Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan tengah hari itu, Paus Fransiskus mengingat kunjungan apostoliknya satu hari sebelumnya ke Sarajevo, ibukota Bosnia-Herzegovina. Bapa Suci mengatakan bahwa beliau pergi ke sana "sebagai seorang peziarah perdamaian dan harapan".

Selama berabad-abad, Sarajevo telah menjadi sebuah tempat hidup berdampingan di antara bangsa-bangsa dan agama-agama, sehingga disebut "Yerusalem Barat", beliau berkata, tetapi "di masa lalu, ia telah menjadi simbol kehancuran perang".

Sebuah alasan untuk kunjungannya, Paus Fransiskus mengatakan, adalah "mendorong jalan hidup berdampingan secara damai di antara bangsa-bangsa yang berbeda tersebut; sebuah jalan yang berat, sulit, tetapi mungkin! Dan mereka sedang melakukannya dengan baik".

"Saya memperbaharui terima kasih saya kepada pihak berwenang dan semua warga atas sambutan hangatnya. Saya berterima kasih kepada umat Katolik yang terkasih, yang baginya saya ingin membawa kasih Gereja umumnya dan khususnya saya berterima kasih juga kepada semua umat beriman : umat Ortodoks, Muslim, Yahudi dan umat agama-agama minoritas lainnya. Saya menghargai komitmen untuk kerjasama dan kesetiakawanan di antara orang-orang ini yang menjadi milik agama-agama yang berbeda, mendesak semua untuk melanjutkan pekerjaan pembangunan kembali masyarakat secara rohani dan moral. Mereka bekerja sama sebagai saudara-saudara yang sesungguhnya. Semoga Tuhan memberkati Sarajevo dan Bosnia-Herzegovina. "

Paus Fransiskus juga menyebutkan bahwa hari Jumat ini adalah Hari Anti Pekerja Anak Sedunia. "Banyak anak-anak di dunia tidak memiliki kebebasan untuk bermain, untuk pergi ke sekolah, dan akhirnya dieksploitasi sebagai tenaga kerja murah. Saya berharap komitmen dan peringatan terus menerus dari masyarakat internasional untuk mempromosikan pengakuan aktif terhadap hak-hak anak-anak".

Bapa Suci mengakhiri dengan mengharapkan mereka yang berkumpul sebuah hari Minggu yang baik, makan siang yang enak, dan meminta mereka untuk mendoakan beliau.