Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 4 Januari 2015 : TENTANG PERDAMAIAN DI DALAM HATI, KELUARGA DAN DUNIA KITA

Saudara dan saudari terkasih,

Beberapa hari yang lalu kita memulai tahun baru dengan nama Bunda Allah, merayakan Hari Perdamaian Sedunia dengan tema: "Tidak ada budak lagi, tetapi saudara". Harapan saya adalah bahwa eksploitasi manusia oleh manusia akan diatasi. Eksploitasi ini adalah sebuah wabah sosial yang mempermalukan hubungan antarpribadi dan menghambat sebuah kehidupan persekutuan yang dicetak dengan rasa hormat, keadilan dan amal. Setiap orang, dan setiap bangsa lapar dan haus akan perdamaian; oleh karena itu, perlu dan mendesak untuk membangun perdamaian!

Tentu saja, perdamaian bukan hanya ketiadaan perang, tetapi sebuah kondisi umum di mana pribadi manusia selaras dengan dirinya sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain. Pertama-tama, untuk membungkam persenjataan dan untuk memadamkan berjangkitnya peperangan tetap dalam kondisi-kondisi yang tidak dapat dihindari, memulai sebuah perjalanan yang mengarah kepada pencapaian perdamaian dalam berbagai aspeknya. Saya memikirkan konflik-konflik yang masih menumpahkan darah di begitu banyak wilayah dari planet ini, ketegangan-ketegangan dalam keluarga-keluarga dan dalam komunitas-komunitas, serta konflik-konflik tajam di kota-kota besar dan kota-kota kecil di antara kelompok-kelompok budaya, etnis dan latar belakang agama yang berbeda. Kita harus meyakinkan diri kita, meskipun ada paras-paras yang bertentangan, bahwa kerukunan selalu mungkin, di setiap tingkat dan di setiap situasi. Tidak ada masa depan tanpa usulan-usulan dan rencana-rencana bagi perdamaian!

Dari Perjanjian Lama, perdamaian telah melekat pada janji Allah: "Mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang" (Yes 2:4). Perdamaian diberitakan, sebagai sebuah karunia khusus Allah, dalam kelahiran Sang Penebus : "Damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya" (Luk 2:14). Karunia seperti itu mengharuskan kita mencarinya dengan tak putus-putusnya dalam doa dan menyambutnya setiap hari dengan komitmen, dalam situasi-situasi yang di dalamnya kita menemukan diri kita. Pada menyingsingnya sebuah tahun baru, kita semua dipanggil untuk menyalakan kembali di dalam hati kita sebuah dorongan harapan, yang harus menghasilkan karya-karya nyata perdamaian, rekonsiliasi, dan persaudaraan. Masing-masing orang, dalam peran dan tanggung jawabnya, dapat mengerjakan gerakan-gerakan persaudaraan dalam memperlakukan sesamanya, terutama dengan mereka yang dicobai oleh ketegangan-ketegangan keluarga atau oleh berbagai macam selisih pendapat. Gerakan-gerakan kecil ini memiliki nilai yang besar: mereka dapat menjadi bibit-bibit yang memberikan harapan, mereka dapat membuka jalan-jalan dan kemungkinan-kemungkinan perdamaian.

Mari kita memanggil Maria, Ratu Damai. Dia, yang selama kehidupan duniawinya, memahami kesulitan-kesulitan yang tidak kecil, bergabung dengan keletihan sehari-hari dari keberadaannya. Tetapi dia tidak pernah kehilangan kedamaian hati, buah pelepasan penuh iman bagi belas kasih Allah. Mari kita memohon Maria, Bunda kita yang lembut, untuk menunjukkan kepada seluruh dunia jalan meyakinkan dari kasih dan perdamaian.

[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]
Saya menawarkan ucapan ramah bagi Anda semua, para peziarah yang terkasih dari Italia dan dari berbagai negara yang ambil bagian dalam perjumpaan doa ini.

Secara khusus saya menyambut umat dari Casirate d'Adda, Alfianello, Val brembilla, dan Verona.

Bagi Anda masing-masing saya mengungkapkan harapan bahwa Anda akan meluangkan hari Minggu kedua yang baik ini dalam perdamaian dan ketenangan. Dan tolong, jangan lupa untuk mendoakan saya.